Mungkin kamu kerap bertanya-tanya mengapa protokol kesehatan terus digalakkan. Mengapa begitu banyak peraturan yang semakin lama tampak semakin ketat dan berlebihan? Mengapa kita harus menjauhi kerumunan? Yuk, simak jawaban-jawaban di bawah ini. Siapa tahu ada jawaban atas pertanyaanmu!
Mengapa kita harus menjaga jarak?
Kamu mungkin sudah sering mendengar informasi bahwa virus korona menyebar melalui tetesan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, dan bicara. FYI, droplet serta aerosol dari seorang pasien terinfeksi yang dikeluarkan saat bersin memiliki kecepatan 50 m/s selama 0,12 detik. Bahkan, droplet yang keluar dari hembusan napas saja memiliki kecepatan 1 m/s selama 1 detik.
Virus korona menyebar terutama di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat atau sekitar dua meter dalam waktu yang lama. Selain dari tetesan yang tertahan di udara, kamu atau temanmu bisa saja tertular COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkena virus, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata sendiri. Apalagi kalau kamu punya “hobi” menyentuh wajahmu tanpa sadar. Jangan lupa, tingkat keparahan dan gejala COVID-19 yang dialami setiap orang bisa berbeda, loh. Mungkin kamu atau temanmu merasa sehat, padahal ternyata telah terinfeksi virus korona.
Dengan menjaga jarak, kemungkinan kamu menghirup tetesan dan bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi dan orang yang terinfeksi di luar rumah pun turut berkurang. Menjaga jarak juga sangat penting bagi orang-orang yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19. Meskipun bertemu dengan teman sendiri dan berkegiatan di dalam rumah, kalau kamu tidak serumah dengannya atau sering pergi keluar, jangan lupa pakai masker saat bertemu, ya!
Mengapa kita harus menjauhi kerumunan?
Tahukah kamu, dari data jutaan orang Indonesia yang pernah di-swab, setiap 6-7 orang berkerumun, ada satu orang yang positif COVID-19 tanpa gejala, loh!
Pernah ke mall saat jam ramai, naik kendaraan umum berdesak-desakan, atau ikut event yang membuatmu terjebak di kerumunan? Tetap waspada, ya! Bahkan jika berkerumun di luar ruangan, kegiatan-kegiatan ini punya potensi penularan virus korona yang tinggi.
Pertama, di kerumunan, kamu akan sulit menjaga jarak. Yup, dengan berada di kerumunan, kita tidak bisa menerapkan dua dari lima protokol kesehatan!
Kedua, perlu kamu sadari bahwa di tengah kerumunan, ada banyak orang yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar. Mungkin masker digunakan, tapi masker yang digunakan tidak sesuai standar sehingga bisa menulari maupun mudah tertular virus dari orang lain. Banyak juga orang yang melepas masker saat makan di kerumunan, menurunkan masker saat bicara, memakai masker tidak menutupi hidung.
Selain itu, di kerumunan tentu banyak orang bicara dengan suara keras agar terdengar lawan bicara, tertawa, atau bahkan teriak. Menurut sebuah studi dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, orang yang berbicara dengan keras cenderung mengeluarkan lebih banyak tetesan atau droplet dibanding yang berbicara dengan pelan. Apalagi jika orang tersebut hanya mengenakan masker yang tipis. Hal ini tentu meningkatkan potensi penyebaran virus. Inilah pentingnya penggunaan masker yang benar.
Ketentuan-ketentuan di atas mungkin tampak menyusahkan dan berlebihan. Padahal, ada alasan di baliknya untuk membuatmu, keluargamu, dan teman-temanmu aman dari ancaman virus korona. Setelah mengetahui alasan di balik peraturan yang ada, apakah kamu masih malas menerapkan protokol kesehatan?
Kontributor: Caroline Aretha M. (CAM)