Selain masker, banyak orang juga mengenakan face shield sebagai pelindung ekstra dari infeksi virus korona. Face shield biasanya terbuat dari plastik dan menutupi wajah tingga ke bagian bawah dagu. Selain murah, face shield juga banyak ditemukan. Belakangan, beberapa orang juga menganggap face shield sebagai pengganti masker. Banyak kita temukan di acara televisi, para penampil, pembawa acara, serta ornag yang terlibat kebanyakan hanya mengenakan face shield tanpa masker. Hmm… apakah face shield efektif sebagai pengganti masker? 

Antara masker, face shield, dan aerosol

Berdasarkan penelitian Anfinrud, dkk. (2020), setiap kali kita mengucapkan kata-kata, kita menyemburkan ribuan tetes aerosol ke udara. Ketika seseorang terinfeksi virus pernapasan, misalnya virus korona, setiap tetesan aerosol dapat mengandung ribuan partikel virus (Milton, dkk., 2013). Tiap partikel ini berpotensi menginfeksi orang lain yang menghirupnya.

Dikutip dari BBC, sebuah percobaan terkait pengaruh penggunaan masker dan face shield terhadap jarak persebaran aerosol dilakukan oleh Matthais Echternach, kepala bagian foniatrik dan audiologi anak-anak Rumah Sakit Universitas Ludwig-Maximilians Munich, serta Stefan Kniesburges, pakar mekanika fluida di Rumah Sakit Universitas Erlangen. Percobaan yang belum dipublikasikan tersebut dilakukan kepada sembilan orang penyanyi yang diminta menghirup uap air terlebih dahulu sebelum menyanyi.

Saat batuk, percikan air liur dapat mencapai jarak 1,9 meter. Menggunakan face shield saja, aerosol berubah menjadi titik-titik lembab dengan cepat. Tak hanya mengentikan percikan air liur sendiri, pemakai juga terlindung dari percikan air liur lawan bicaranya.

Namun, hampir semua aerosol keluar lewat sisi-sisi face shield dan mencapai jarak yang dapat dicapai aerosol seperti jika seseorang tidak mengenakan apa-apa. Tahukah kamu, aerosol dari batuk bisa mencapai jarak 1,9 m lo! Aerosol dari orang lain juga bisa masuk melalui sisi-sisi perisai wajah tersebut. Sementara itu, penggunaan masker yang rapat dapat mengurangi kecepatan dan ukuran aerosol. Masker juga melindungi pemakainya dari percikan air liur orang lain.

Penelitian lain tentang persebaran percikan dari batuk yang terhalang face shield dimuat dalam jurnal Physics of Fluids. Dikutip dari The Conversation, penelitian yang menggunakan model berupa manekin ini menunjukkan bahwa aereosol yang berukuran lebih kecil dapat mencapai jarak kira-kira 90 cm dari manekin. 

Ingat, penelitian di atas bukanlah bukti konklusif bahwa face shield tidak efektif atau ditentang penggunaannya. Masih dibutuhkan penelitian lebih jauh terkait efektivitas face shield. Meski begitu, US Centers for Disease Control and Prevention tidak merekomendasikan penggunaan face shield sebagai pengganti masker. Face shield juga tidak boleh digunakan pada bayi. Otoritas kesehatan Swiss dan negara bagian Victoria, Australia pun menentang penggunaan face shield sebagai pengganti masker atau penggunaan yang tidak dibarengi masker. 

Eits, face shield juga punya kelebihan, lo. Bagaimana penggunaan face shield yang benar?

Selain melindungi hidung dan mulut, face shield melindungi mata yang berpotensi menjadi salah satu ‘pintu masuk’ virus korona ke dalam tubuh. Kebiasan orang untuk menyentuh wajah juga bisa berkurang. Penggunaannya secara umum pun lebih nyaman.

Dengan kelebihan tersebut, face shield dapat kamu gunakan bersamaan dengan masker sebagai pelindung ekstra, bukan sebagai pengganti masker. Setelah menggunakan face shield, jangan lupa untuk menyemprotkan desinfektan, ya! Gunakan face shield sesuai aturan dari pabrik produksi.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana kamu mengenakan pelindung wajahmu. Masker yang tidak kamu kenakan dengan rapat dan pas di wajah juga dapat disusupi aerosol. Pastikan maskermu menutupi hidung, mulut, hingga ke bawah dagu. Jangan lupa, terapkan jaga jarak dan rajinlah cuci tangan pakai sabun!

Kontributor: Caroline Aretha M.

Referensi:

Anfinrud, P., Bax, C. E., Stadnytskyi, V., & Bax, A. (2020). Could SARS-CoV-2 be transmitted via speech droplets?. medRxiv : the preprint server for health sciences, 2020.04.02.20051177. https://doi.org/10.1101/2020.04.02.20051177

Milton, D. K., Fabian, M. P., Cowling, B. J., Grantham, M. L., & McDevitt, J. J. (2013). Influenza virus aerosols in human exhaled breath: particle size, culturability, and effect of surgical masks. PLoS pathogens9(3), e1003205. https://doi.org/10.1371/journal.ppat.1003205

Serba-serbi Face Shield. Punya Banyak Celah, Begini Cara Pemakaiannya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *