Dalam penanganan suatu penyakit, waktu dan durasi menjadi suatu hal yang penting untuk mengetahui pola perkembangan penyakit, seperti onset dan masa pemulihan. Dalam dunia kedokteran, istilah onset sering digunakan untuk menggambarkan waktu permulaan munculnya suatu penyakit alias kapan pertama kali gejala mulai kamu rasakan.
Melalui analisis dari kasus pandemi COVID-19 di China pada bulan Februari 2020 lalu, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa waktu median dari onset hingga pemulihan klinis untuk kasus ringan adalah sekitar 2 minggu.Sementara itu, pasien dengan penyakit parah dan kritis membutuhkan waktu 3-6 minggu. Di sisi lain, data awal menunjukkan bahwa periode waktu dari onset hingga perkembangan penyakit parah, termasuk hipoksia, adalah 1 minggu.
Menurut sebuah penelitian di Shanghai pada bulan Mei 2020, dari 249 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang terdaftar dengan usia rata-rata 51 tahun, perkiraan durasi rata-rata demam pada semua pasien dengan demam adalah 10 hari setelah timbulnya gejala. Pasien yang dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) memiliki durasi demam yang lebih lama secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak di ICU. Pembersihan virus juga lebih lama pada pasien di ICU dibandingkan mereka yang tidak dirawat di ICU. Selain itu, durasi rata-rata untuk tes PCR negatif dari saluran pernapasan bagian atas adalah 11 hari.
Dikutip dari NY Times, asisten profesor penyakit menular di Universitas Alberta, Dr. Ilan Schwartz, menyampaikan bahwa sebagian kecil pasien COVID-19 memasuki “gelombang kedua yang sangat parah” dalam kurun waktu seminggu. Setelah mengalami gejala awal, keadaan mereka menjadi stabil dan bahkan mungkin sedikit membaik sebelum akhirnya mengalami perburukan sekunder. Selain itu, pada hari kelima hingga sepuluh, pasien kerap mengalami komplikasi pernafasan COVID-19 yang mengkhawatirkan, terutama untuk pasien yang lebih tua dan pasien dengan penyakit bawaan.
Gejala COVID-19 sendiri bisa dirasakan dalam rentang 2—14 hari semenjak terpapar virus korona. Nah, bagaimana sebenarnya perkembangan gejala COVID-19 dari hari ke hari?
- Hari 1—3
Gejala awal COVID-19 sangat bervariasi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengidentifikasi 11 gejala utama COVID-19. Kebanyakan gejala merupakan gejala ringan yang kerap dianggap remeholeh sebagian orang. Demam, batuk kering, serta kehilangan indra penciuman dan pengecapan adalah gejala yang paling umum dirasakan penderita COVID-19 pada hari pertama.
- Hari 4—6
Beberapa pasien tetap hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekal. Ini yang kerap disebut sebagai orang tanpa gejala. Selain itu, beberapa anak dan orang dewasa yang lebih muda dengan penyakit ringan mungkin mengalami ruam, termasuk bercak merah yang gatal, bengkak atau melepuh pada jari kaki. Dr. Schwartz sendiri mengalami gejala pernapasan dan pelepuhan pada kaki dalam rentang waktu tersebut.
- Hari 7—8
Dikutip dari Kompas.com, hari ketujuh merupakan rata-rata waktu pasien di Wuhan, China, dirawat di rumah sakit. Para pasien dengan penyakit ringan dapat sembuh setelah mengalami fase terburuk dalam rentang waktu ini. Namun, pasien tersebut tetap harus menunggu 10 hari sejak hari pertama gejala dimulai dan melewati 24 jam tanpa demam sebelum diperbolehkan meninggalkan isolasi. Dalam kasus lain, pasien biasanya terus-menerus merasa tidak enak badan atau bahkan memburuk.
- Hari 8—12
Pemantauan juga terus dilanjutkan selama minggu kedua. Pasien mungkin merasa lebih baik untuk tidur dengan posisi tengkurap atau menyamping. Dalam rentang ini, pasien dapat membaik atau malah memburuk yang ditunjukkan lewat peningkatan batuk dan sesak nafas.
- Hari 13—14
Pasien dengan penyakit ringan biasanya sudah pulih dengan baik selama rentang ini. Pasien dengan lebih buruk, tetapi dengan kadar oksigen normal sebagian besar akan pulih setelah dua minggu. Namun, banyak juga pasien kategori ini yang melaporkan kelelahan yang berkepanjangan dan masalah lainnya sebagai salah satu dari dampak pascapemulihanCOVID-19.
Para penyintas COVID-19 disarankan untuk kembali beraktivitas secara perlahan. Selain itu, pasien dengan gejala parah dan mereka yang membutuhkan perawatan tambahan bisa jadi merasakah kelelahan dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih.
Kontributor: Caroline Aretha M.
Referensi:
Chen, J., Qi, T., Liu, L., Ling, Y., Qian, Z., Li, T., Li, F., Xu, Q., Zhang, Y., Xu, S., Song, Z., Zeng, Y., Shen, Y., Shi, Y., Zhu, T., & Lu, H. (2020). Clinical progression of patients with COVID-19 in Shanghai, China. The Journal of infection, 80(5), e1–e6. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.03.004
Centers for Disease Control and Prevention (2020): Symptoms of Coronavirus. Diakses melalui https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/symptoms.html pada 13 Desember 2020.
The New York Times (2020): Why Days 5 to 10 Are So Important When You Have Coronavirus. Diakses melalui https://www.nytimes.com/2020/04/30/well/live/coronavirus-days-5-through-10.html pada 13 Desember 2020.
World Health Organizatin (WHO). (2020): Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Diakses melalui https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/who-china-joint-mission-on-covid-19-final-report.pdfpada 13 Desember 2020.