
Pemerintah RI telah resmi memberlakukan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam menghadapi pandemi COVID-19. Saat AKB masyarakat sudah mulai dapat menjalankan aktivitas seperti sedia kala. Untuk menjaga imunitas, di samping mengkonsumsi makanan bergizi juga perlu berolahraga. Ketika melakukan aktivitas, penting selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu tetap menjaga jarak, tidak berkerumun, mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker. Seperti sepatu dan baju, masker akan menjadi hal yang tak boleh dilupakan. Masker yang mencegah penularan menjadi aksesoris wajib sebelum kita keluar rumah, sekaligus bisa menjadi tren mode terbaru.
Masker terbukti efektif membantu mencegah transmisi virus, namun penggunaan masker yang tak tepat dapat mengurangi fungsi dan menimbulkan ketidaknyamanan terutama saat berolahraga. Untuk mengatasinya, hindari penggunaan masker medis seperti N95 karena akan menyulitkan sirkulasi oksigen. Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Michael Triangto, SpKO, alternatifnya, gunakan masker bedah atau kain. Masker kain dapat membuat paru-paru beradaptasi dengan kadar oksigen (O2) yang tipis. Tapi hal ini lebih cocok untuk olahraga dengan intensitas ringan/sedang, dan tidak dianjurkan untuk yang intensitas tinggi. Bawalah masker kain cadangan saat berolahraga, karena masker rentan basah oleh keringat dan dapat mengganggu pernapasan. Pilih tempat berolahraga yang sepi sehingga sesekali masker dapat diturunkan dibagian bawah hidung untuk memperlancar pernapasan namun minim resiko penularan.
Pemilihan bahan masker merupakan hal yang menentukan efektifitas masker mencegah transmisi virus. Dr. Scott Segal, Kepala Anestesiologi di Wake Forest Baptist Health menyatakan bahan masker kain yang baik digunakan adalah katun quilting 2 lapis. Kain yang baik untuk dijadikan masker cirinya adalah bila direntangkan ke arah cahaya tidak terlalu banyak cahaya yang tembus. Menurut Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, masker yang ideal adalah yang dengan lapisan hidrofobik (kedap air) di luar, dan hidrofilik (menyerap air) di dalam.
Masker kain dapat dicuci dengan detergen, direndam di air mendidih atau dengan mesin cuci menggunakan air panas(minimal 60 derajat Celcius). Penambahan bleach pada air panas saat mencuci memastikan semua virus mati. Bagi pengguna masker medis sekali pakai, WHO telah melansir panduan menggunakan dan membuang masker dengan benar. Pertama, sebelum memasang masker, cuci tangan dengan sabun atau gunakan disinfektan. Kedua, masker harus menutup hidung dan mulut. Pastikan tidak ada celah antara wajah dan masker. Hindari menyentuh masker bagian depan saat memasang, jika tak sengaja, cuci tangan kembali. Ketiga, saat melepaskan masker, lepaskan dari bagian belakang. Gantilah masker sesering mungkin. Masker sekali pakai tidak boleh dipakai berkali-kali. Menurut Rachel Noble, profesor mikrobiologi di Universitas North Carolina, bahan yang digunakan masker medis sangatlah halus dan mudah rusak. Terakhir, untuk membuang masker sekali pakai, masukkan kedalam kantong plastik sebelum dibuang atau buang di tempat sampah yang tertutup.
Kontributor : Nur Novilina Arifianingsih, MT
Direview : dr. Ferdy Rinawan R., Ph.D