Pemenuhan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari merupakan langkah penting dalam penanganan virus COVID-19. Kebersihan tangan merupakan salah satu tonggak utama dalam upaya pencegahan penyakit menular. Selain melakukan cuci tangan dengan sabun, atau biasa dikenal sebagai CTPS, penggunaan hand sanitizer juga dapat menjadi alternatif solusi. Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC), hand sanitizer ini disarankan untuk memiliki kandungan alkohol setidaknya 60-95% untuk penggunaan pada fasilitas kesehatan. Berbagai pilihan hand sanitizer di pasaran dapat memicu pertanyaan – manakah yang lebih baik untuk digunakan?
Sebuah studi yang dilakukan pada University of Geneva Hospital di Swiss pada tahun 2007 mengungkapkan hasil penelitian yang menarik. Para peneliti bertujuan untuk membandingkan kepatuhan para tenaga kesehatan terhadap protokol kebersihan tangan menggunakan dua jenis hand sanitizer berbentuk liquid serta gel. Pada tahap pertama, seluruh staf ICU disediakan hand sanitizer berbasis liquid, yang pada tahap kedua digantikan sepenuhnya oleh hand sanitizer berbasis gel. Dalam kedua tahap, hand sanitizer ini tersedia di ruangan pasien maupun dalam ukuran kecil yang dapat dibawa di dalam kantong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan faktor (dari paling berpengaruh hingga kurang berpengaruh) terhadap kepatuhan protokol kebersihan tangan merupakan (1) ketersediaan hand sanitizer, (2) shift kerja serta (3) penggunaan hand sanitizer berbasis gel pada kalangan perawat (Traore et al., 2007). Meskipun efektivitas hand sanitizer berbasis gel tidak dievaluasi dari segi kemampuan membunuh mikroba, ditemukan bahwa kondisi kulit serta toleransi terhadap produk untuk hand sanitizer berbasis gel ini lebih baik secara signifikan.
Pada akhirnya, tidak ada kata benar atau salah dalam pemilihan jenis hand sanitizer karena keduanya telah teruji secara klinis. Namun terdapat beberapa hal yang tetap perlu diperhatikan saat penggunaan hand sanitizer yang berhubungan secara langsung dengan durasi reaksi. Hand sanitizer liquid dapat membunuh bakteri di bawah 15 detik sejak mengalami kontak dengan kulit, sementara hand sanitizer gel membutuhkan waktu setidaknya dua kali lipatnya, yaitu 30 detik. Penggunaan hand sanitizer gel yang tidak tepat dapat mengurangi durasi reaksi yang diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. Penggunaan hand sanitizer gel harus diiringi dengan durasi reaksi yang tepat untuk dapat bekerja secara efektif.
Bagi kamu mahasiswa yang sudah mulai beraktivitas kembali baik di kampus atau saat bepergian, selalu pastikan untuk membawa hand sanitizer untuk turut mencegah penyebaran virus COVID-19. Apabila kamu merupakan seseorang yang lebih memilih untuk menggunakan hand sanitizer berbasis gel, jangan lupa untuk membiarkan gel mengering sepenuhnya untuk memenuhi durasi reaksi yang dibutuhkan.
Kontributor: Addina Shafiyya Ediansjah