
Sudah divaksin lengkap? Baru mendapat satu dosis? Atau malah belum divaksin sama sekali? Untuk kamu yang belum divaksin karena masih ragu dengan efek samping vaksin, cari tahu lebih jauh di sini, yuk! Dalam laporan terbarunya, CDC membahas 5 efek samping terpilih setelah vaksinasi di Amerika Serikat. Apa saja, ya?
Kamu harus tahu kalau…
- Vaksin COVID-19 aman dan efektif.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setiap orang yang berusia 5 tahun ke atas untuk mendapatkan vaksinasi sesegera mungkin untuk membantu melindungi dari COVID-19 dan komplikasi terkait yang berpotensi parah yang dapat terjadi.
- Di Amerika Serikat, CDC, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), dan lembaga federal lainnya memantau keamanan vaksin COVID-19. Pelaporan efek samping setelah vaksinasi dilakukan melalui Sistem Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan Vaksin (VAERS).
Nah, berdasarkan pemantauan keamanan vaksin tersebut, ada lima efek samping vaksinasi terpilih yang dibahas dalam laporan CDC. Laporan ini dirilis pada awal November 2021 lalu.
Apa sajakah efek samping vaksinasi tersebut?
- Anafilaksis atau jenis reaksi alergi yang parah
Efek samping ini jarang terjadi. Dari satu juta orang yang divaksinasi di Amerika Serikat, hanya 2-5 orang yang mengalami efek samping ini Anafilaksis dapat terjadi setelah segala jenis vaksinasi
- Trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS)
- Meski jarang terjadi, efek samping ini dialami pada mereka yang mendapatkan vaksinasi Johnson & Johnson Janssen (J&J/Janssen) COVID-19. Dari 16 juta vaksin J&J yang telah diberikan di Amerika Serikat, CDC dan FDA telah mengidentifikasi 50 laporan terkonfirmasi mengalami efek samping TTS, termasuk 5 laporan kematian. Wanita berusia 18-49 diminta mewaspadai risiko efek samping ini
- Dari sekitar 418 juta dosis vaksin Moderna yang diberikan di Amerika Serikat, terdapat dua kasus terkonfirmasi TTS. Namun, tidak ada peningkatan risiko TTS setelah vaksinasi Moderna
- Guillain-Barré Syndrome (GBS)
- GBS adalah kelainan langka di mana sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel saraf, menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya dari GBS, tetapi beberapa mengalami kerusakan saraf permanen.
- Saat ini, CDC dan FDA tengah memantau laporan GBS pada penerima vaksin J&J, terdapat sekitar 258 laporan awal GBS yang diidentifikasi dalam VAERS dan biasanya dilaporkan 2 minggu setelah vaksinasi. Efek samping ini dialami banyak pria berusia 50 tahun ke atas
- Miokarditis dan pericarditis
Hingga 10 November 2021, VAERS telah menerima hampir 1.800 laporan miokarditis atau perikarditis di antara orang berusia 12–29 tahun yang menerima vaksin COVID-19 Sebagian besar kasus telah dilaporkan setelah menerima vaksin Pfizer atau Moderna. Efek samping ini banyak dialami remaja pria dan dewasa muda setelah mendapatkan dosis kedua. Per 16 November 2021, CDC dan FDA telah mengonfirmasi 1.094 kasus miokarditis dan pericarditis
- Kematian
- Selama proses vaksinasi COVID-19 sejak pertengahan Desember 2020 di Amerika Serikat hingga pertengah November 2021, VAERS menerima 9.810 laporan kematian (0,0022%) di antara orang-orang yang menerima COVID-19 vaksin
- Memang, FDA mewajibkan penyedia fasilitas layanan kesehatan untuk melaporkan kematian apa pun setelah vaksinasi COVID-19 kepada VAERS, tidak peduli apakah kematian tersebut disebabkan oleh vaksin atau bukan
- Berdasarkan tinjauan informasi klinis yang tersedia, termasuk sertifikat kematian, otopsi, dan catatan medis, belum ditemukan kaitan antara kematian tersebut dengan vaksin COVID-19
Bagaimana dengan Indonesia?
Dilansir dari laman Kemenkes, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hindra Irawan Satari, menegaskan bahwa hingga pertengahan Mei 2021, tidak ada yang meninggal karena vaksinasi COVID-19.
Menurut Komnas KIPI, ada 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, kematian tersebut tidak terkait dengan vaksinasi. Kematian dalam kasus-kasus tersebut diakibatkan infeksi COVID-19 itu sendiri ataupun penyakit lainnya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan fungsi ginjal secara mendadak, serta diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol.
Kontributor: CAM