Yang lama belum usai, kini masyarakat dihebohkan dengan varian virus korona baru yang ternyata sudah ada di Indonesia sejak November 2020 lalu! N439K namanya. Sebenarnya, apa bedanya varian baru virus penyebab COVID-19 ini dengan varian sebelumnya?

Sudah terdeteksi di Indonesia sejak November 2020

Tahukah kamu, virus korona varian N439K ini ternyata sudah dilaporkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) pada November 2020. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Langsung, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Dikutip dari cuitan Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, Dokter Onkologi di Rumah Sakit Kramat 128 yang aktif membagikan informasi medis di akun media sosialnya, hingga 13 Maret 2021, terdapat 48 kasus mutasi N439K. 

Sudah tersebar lebih dari 30 negara, ini bahayanya N439K

Menurut pernyataan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, virus N439K telah tersebar di lebih dari 30 negara sejak Januari 2021, termasuk Inggris yang menjadi tempat pertama varian B117 ditemukan. Mutasi N439K pertama kali ditemukan di Skotlandia.  Mutasi virus penyebab COVID-19 ini awalnya ditemukan pada 500 sampel pasien di negara dengan ibukota Edinburg tersebut, tetapi kemudian berkurang pada bulan Juni. Penurunan ini diduga dipengaruhi adanya pembatasan (lockdown) yang ketat.

Mutasi N439K disebut-sebut lebih “pintar” dibanding mutasi-mutasi sebelumnya karena memiliki ketahanan (resistensi) yang lebih tinggi. Ia bahkan tidak dikenali oleh antibodi yang terbentuk dalam tubuh penyintas COVID-19. Mutasi ini telah meningkatkan kemampuannya untuk mengikat ACE2 pada sel manusia. ACE2 sendiri merupakan reseptor di permukaan sel manusia yang menjadi “pintu gerbang” virus korona hingga dapat menginfeksi manusia.

N439K lebih mudah menular, tapi tidak memperparah COVID-19

Berdasarkan hal tersebut, dikhawatirkan varian baru ini dapat mengakibatkan infeksi ulang. Di sisi lain, para ahli juga mengatakan bahwa mutasi N439K tampaknya tidak menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada pasien. Hal ini disampaikan dalam laporan Covid-19 Genomics UK Consortium (Cog UK), yakni “tidak ada bukti bahwa mutasi ini akan memungkinkan virus merusak kekebalan yang dipicu oleh vaksin”.

Selain itu, dikutip dari Kompas.com, meskipun gejala yang ditimbulkan infeksi varian baru N439K mirip dengan infeksi virus korona sebelum mutasi, varian N439K ini relatif lebih mudah menular. Selain itu, ada kemungkinan bahwa varian baru yang kebal terhadap antibodi ini tidak bisa diatasi dengan vaksin COVID-19 yang beredar saat ini.

Langkah menghindari virus korona varian N43K sama dengan langkah mencegah penularan virus korona secara umum

Pertama, tentu saja kita bisa mencegah paparan dari virus korona yang pertama kali muncul, varian N349K, maupun mutasi lainnya dengan menerapkan 5M. 5M terdiri dari memakai masker di mana pun saat keluar rumah, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menerapkan physical distancing, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. 

Selanjutnya, penerapan konsep ventilasi-durasi-jarak atau VDJ juga perlu kamu perhatikan. Ingat, kemungkinan terinfeksi virus penyebab COVID-19 akan lebih tinggi apabila kita bertemu dengan seseorang di tempat tertutup dengan jarak kurang dari 2 meter dan dalam waktu yang lama. Artinya, sebisa mungkin, kamu harus menghindari ruangan tertutup dan ber-AC. Di sisi lain, penerapan 3T (testing, tracing, treatment) juga perlu dilaksanakan terus-menerus. Yuk, sama-sama peduli agar pandemi di Indonesia bisa segera usai!

Kontributor: Caroline Aretha M.

Lagi, Muncul Varian Baru Virus Korona di Indonesia. Kenali Varian N439K yang Katanya Kebal Vaksin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *