Apakah kamu masih ingat dengan kasus penyebaran COVID-19 yang terjadi pada kedai kopi Starbucks di Paju, Korea Selatan? Dilansir dari Reuters, ditemukan bahwa terdapat 50 kasus yang terkait dengan cluster Starbucks yang terjadi dua bulan lalu. 

Kejadian ini dipicu oleh seorang perempuan berusia 30 tahunan yang menjadi seorang super-spreader, mentransmisikan penyakit menular kepada jumlah orang yang sangat besar. Seorang super-spreader dapat terdiri dari sekelompok kecil orang (1-5 orang) yang memiliki kemampuan mentransmisikan penyakit yang lebih besar, sehingga, dapat disimpulkan bahwa 20% orang yang terinfeksi bertanggung jawab terhadap 80% penularan. Berdasarkan hasil pengamatan CCTVserta tracing, perempuan tersebut datang pada 19.30 waktu setempat dan menempati posisi di bawah AC tanpa mengenakan masker di lantai 2 selama 2,5 jam. Meskipun terkesan sebagai kurun waktu yang singkat, perempuan tersebut mentransmisikan virus kepada 55 pengunjung lain yang tidak mengenakan masker, terlepas dari posisi duduk mereka yang berada di lantai 1 dan 2. Kabar baiknya, pengunjung yang mengenakan masker tidak tertular oleh virus ini.

Dalam konteks COVID-19, Heating, Ventilation dan Air-Conditioning (HVAC) digunakan untuk mempertahankan suhu serta kelembaban ruangan agar berada pada ambang nyaman. Namun perlu diperhatikan juga bahwa sistem ventilasi yang baik dapat mengurangi penyebaran virus COVID-19 di dalam ruangan. Penjaminan ventilasi yang baik dilakukan dengan cara meningkatkan frekuensi pergantian udara, mengurangi resirkulasi serta meningkatkan porsi penggunaan udara luar. Sistem ventilasi harus mengalami inspeksi, pemeliharaan dan pembersihan berkala. Mari kita kembali pada studi kasus Starbucks yang terjadi di Korea Selatan.

Setelah dilakukan investigasi oleh petugas kesehatan, virus COVID-19 yang menyebar di batas kota Paju ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak menaati protokol kesehatan. Ditemukan pula bahwa pengunjung yang terinfeksi tidak menggunakan masker serta berada di ruangan yang tidak memiliki ventilasi memadai dimana udara pada kedai kopi terkenal tersebut terlalu sering mengalami resirkulasi sehingga aerosol tetap “terjebak” di dalam ruangan tertutup. Bagaimana kita dapat terhindar dari kejadian seperti ini?

Tentu saja jawabannya adalah menghindari keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak. Bagi kamu yang berencana atau tidak memiliki pilihan selain untuk mengunjungi kafe atau kedai kopi, carilah lokasi yang masih terpapar dengan udara luar. Pastikan pula untuk selalu menaati protokol kesehatan 3M, yakni untuk senantiasa memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan. Untuk menghindari penularan di dalam ruangan tertutup, jangan pernah lupa untuk mengenakan masker karena seperti yang kita ketahui berdasarkan kasus di Korea Selatan, orang yang mengenakan masker tidak tertular oleh virus ini. Mari kita bersama-sama menaati protokol kesehatan agar pandemi ini segera berakhir. Apabila tidak dimulai dari diri kita sendiri, siapa lagi?

Kontributor: Addina Shafiyya Ediansjah

Ketika Kunjungan Kedai Kopi Menjadi Malapetaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *