
Seiring bertambahnya jumlah kasus COVID-19 baik di Indonesia maupun seluruh dunia, tampaknya pandemi ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi COVID-19 Kota Bandung, per 13 Desember 2020 telah ada sebanyak 4558 kasus terkonfirmasi COVID-19, dengan konfirmasi aktif sebesar 884 dan konfirmasi meninggal sebesar 134. Sebuah peta persebaran kasus aktif menunjukkan bahwa tiga kecamatan dengan konfirmasi aktif tertinggi dipegang oleh Kecamatan Sukajadi (75 kasus), Coblong (67 kasus), serta Antapani (58 kasus). Kira-kira apa ya penyebab lonjakan kasus belakangan ini?
Dilansir dari pernyataan Oded M Danial pada rapat terbatas Pemerintah Kota Bandung tanggal 3 Desember 2020 silam, terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan kasus COVID-19. Lonjakan angka ini berasal dari menurunnya kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan, selain memang adanya peningkatan kegiatan pelacakan melalui tes massif serta pelaksanaan tracing dan testing di berbagai wilayah.
Seiring dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, masyarakat kini telah melaksanakan kegiatan seperti biasa. Lonjakan kasus dapat diamati secara khusus pada perkantoran dan tempat kerja yang menerapkan work from office seperti sedia kala. Para lansia yang sesungguhnya tinggal di rumah pun terkena dampak dari anggota keluarga yang kembali bekerja, mengakibatkan terjadinya klaster keluarga.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung pun membenarkan pembentukan klaster keluarga ini pada akhir November lalu, dimana ada sebanyak 384 orang lansia atau setara dengan 13,31% dari keseluruhan populasi lansia telah dinyatakan positif COVID-19. Para lansia diduga terpapar dari anggota keluarga yang masih beraktivitas, Meskipun pemerintah kian melakukan sosialisasi tentang disiplin penerapan protokol kesehatan, langkah terbaik merupakan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh kita sebagai populasi yang masih muda dan tetap beraktivitas.
Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah terbentuknya klaster keluarga?
Hal paling sederhana yang dapat kita lakukan merupakan penerapan protokol 3M, atau mencuci tangan, memakai masker serta menjaga jarak dimanapun kita berada. Selalu biasakan diri untuk mandi sesampainya di rumah, lalu simpan pakaian yang telah digunakan untuk segera dicuci. Apabila tinggal satu rumah dengan populasi yang lebih rentan terhadap COVID-19, kamu juga dapat mengenakan masker selama memungkinkan. Akhir tahun yang terasa semakin dekat mungkin tampak menggoda untuk dihabiskan dengan cara berlibur. Namun ingat, jangan sampai hanya karena keinginan untuk berkumpul bersama keluarga besar, pertemuan tersebut merupakan perjumpaan terakhir karena kita lalai menerapkan protokol kesehatan.
Kontributor: Addina Shafiyya Ediansjah