Tahukah kamu, pada awal Januari, terdapat pasien anak-anak sebesar 18% dari 16.000 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Bekasi. Dikutip dari Kompas.com, temuan kasus positif COVID-19 pada anak-anak berasal dari tingginya jumlah klaster keluarga di Bekasi. Sebenarnya, bagaimana tingkat penularan kasus infeksi virus korona pada anak-anak?
Apakah anak-anak dapat tertular dan menularkan virus korona?
Dilansir dari National Geographic, studi yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan dan Genetika deCODE di Islandia menemukan bahwa anak-anak di bawah 15 tahun memiliki kemungkinan terinfeksi virus korona sebesar setengah kali lebih sedikitdibandingkan orang dewasa. Selain itu, dari 40.000 orang dewasa dan anak-anak yang diamati dalam studi tersebut, hanya setengahnya yang memungkinkan untuk menularkan virus kepada orang dewasa (dibandingkan kemungkinan penularan virus ke sesama orang dewasa). Hampir semua penularan virus korona ke anak-anak berasal dari orang dewasa. Artinya, penularan virus penyebab COVID-19 dari anak-anak lebih jarang dibandingkan penularan dari orang dewasa.
Bagaimana dengan anak usia prapubertas?
Sebagai tambahan, penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak prapubertas memiliki kemungkinan lebih rendah untuk jatuh sakit dibanding anak-anak dalam usia pubertas. Misalnya, salah satu pelacakan di Swiss menemukan bahwa anak-anak dari usia 5 hingga 9 tahun memiliki kemungkinan sebesar 22,7 persen lebih kecil untuk terinfeksi. Hal ini didukung oleh pelacakan yang dilakukan terhadap distrik sekolah di Amerika Serikat yang menemukan bahwa jumlah kasus di sekolah menengah hampir tiga kali lipat dibanding kasus sekolah dasar. Sayangnya, masih belum ada penjelasan di balik hal tersebut. Perbedaan angka ini bisa saja disebabkan oleh sisi biologis ataupun perilaku.
Seberapa parah COVID-19 dapat memengaruhi bayi dan anak-anak?
Anak-anak menyumbang sekitar 12% dari seluruh kasus COVID-19. Hal ini diungkapkan lewat penelitian American Academy of Pediatrics and the Children’s Hospital Association. Tingkat rawat inap untuk anak-anak juga jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Namun, jika anak-anak dirawat di rumah sakit, mereka perlu dirawat di unit perawatan intensif sesering orang dewasa dirawat di rumah sakit.
Meskipun jarang, anak-anak di bawah usia 1 tahun lebih berisiko terkena COVID-19 dibanding anak-anak yang lebih tua. Hal ini kemungkinan disebabkan sistem kekebalan bayi yang belum matang dan saluran udara yang lebih kecil, membuat bayi lebih mungkin mengalami masalah pernapasan. Bayi baru lahir dapat terinfeksi virus korona selama persalinan atau terpapar oleh perawat yang sakit. Penelitian menunjukkan bahwa hanya sekitar 2% hingga 5% bayi yang lahir dari wanita dengan COVID-19 mendekati waktu persalinan dinyatakan positif virus pada hari-hari setelah lahir. Dikutip dari CDC, bukti yang ada menunjukkan bahwa anak-anak dengan kondisi medis tertentu dan bayi (usia <1 tahun) berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat infeksi SARS-CoV-2.
Apakah komorbiditas berpengaruh pada anak-anak?
Sama seperti orang dewasa, anak-anak dengan kondisi medis atau penyakit bawaan mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius akibat COVID-19. Kondisi yang dimaksud, misalnya penyakit jantung, obesitas, diabetes, asma atau penyakit paru-paru kronis, juga penyakit sel sabit. Anak-anak dengan COVID-19 parah dapat mengalami gagal napas, miokarditis, syok, gagal ginjal akut, koagulopati, dan kegagalan sistem multi-organ, bahkan intususepsi atau ketoasidosis diabetik.
Anak-anak yang terinfeksi SARS-CoV-2 juga berisiko mengidap Multisystem Inflammatory Syndrome pada Anak (MIS-C). Sementara itu, sebagian besar pasien COVID-19 usia bayi dan anak-anak dengan kondisi mendasar tertentu, misalnya kanker, biasanya tidak mengembangkan penyakit COVID-19 yang parah.
Pengaruh strain baru virus korona terhadap anak-anak
Dilansir dari Kompas.com, virus korona membutuhkan reseptor ACE2 yang terdapat saluran pernapasan bagian atas untuk melakukan infeksi. Reseptor ini lebih banyak ditemukan di orang dewasa dibandingkan anak-anak. Inilah alasan dibalik jarangnya penemuan kasus COVID-19 pada anak-anak. Namun, Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengatakan bahwa strain virus korona baru dapat lebih mudah menginfeksi. Artinya, anak-anak lebih rentan terhadap virus korona varian baru ini.
Mengingat penularan tertinggi pada anak-anak disebabkan oleh keluarga sendiri, mari lindungi anak-anak di lingkungan keluargamu dengan tetap patuh menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker dan menutupi area mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan pakai sabun, menerapkan social distancing, serta rutin membersihkan rumah dan mendesinfeksi semua barang yang tidak berasal dari rumah.
Kontributor: Caroline Aretha M.
Referensi:
BBC. (2020). Coronavirus: No increase in severe child cases, paediatricians say. Diakses melalui https://www.bbc.com/news/uk-55518248 pada 23 Januari 2021.
Bi, Q., Lessler, J., Eckerle, I., Lauer, S. A., Kaiser, L., Vuilleumier, N., Cummings, D. A. T., Flahault, A., Petrovic, D., Guessous, I., Stringhini, S., Azman, A. S. (2020). Household Transmission of SARS-COV-2: Insights from a Population-based Serological Survey. https://doi.org/10.1101/2020.11.04.2022557
CDC. (2020). Information for Pediatric Healthcare Providers: Infections Among Children https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/pediatric-hcp.html pada 23 Januari 2021.
Kompas.com. (2020). Mutasi Virus Corona di Inggris Lebih Mudah Serang Anak-anak. Diakses melalui https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/29/172538020/mutasi-virus-corona-di-inggris-lebih-mudah-serang-anak-anak?page=all#page2 pada 23 Januari 2021.
Mayo Clinic. (2020). COVID-19 (coronavirus) in babies and children. Diakses melalui https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/in-depth/coronavirus-in-babies-and-children/art-20484405 pada 23 Januari 2021.
National Geographic. (2020). Exclusive: Kids catch and spread coronavirus half as much as adults, Iceland study confirms. Diakses melalui https://www.nationalgeographic.com/science/2020/12/we-now-know-how-much-children-spread-coronavirus/ pada 23 Januari 2021.
Sun, K., Wang, W., Gao, L., Wang, Y., Luo, K., Ren, L., Zhan, Z., Chen, X., Zhao, S., Huang, Y., Sun, Q., Liu, Z., Litvinova, M., Vespignani, A., Ajelli, M., Viboud, C., & Yu, H. (2021). Transmission heterogeneities, kinetics, and controllability of SARS-CoV-2. Science (New York, N.Y.), 371(6526), eabe2424. https://doi.org/10.1126/science.abe2424