Vaksin COVID-19 yang berasal dari Cina telah mulai didistribusikan di Indonesia semenjak tanggal 3 Januari 2021 lalu. Vaksin Sinovac Biotech ini sendiri telah mendarat di Indonesia pada tanggal 6 dan 30 Desember 2020. Berdasarkan pernyataan dari juru bicara program vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmidzi, pemerintah tengah melakukan persiapan yang diantaranya termasuk validasi data agar vaksin dapat didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia pada tanggal 7 Januari 2021. Seiring dengan kabar baik ini, bagaimana sesungguhnya vaksin Sinovac ini bekerja? Mari kita simak penjelasannya.
Vaksin COVID-19 yang berasal dari Cina telah mulai didistribusikan di Indonesia semenjak tanggal 3 Januari 2021 lalu. Vaksin Sinovac Biotech ini sendiri telah mendarat di Indonesia pada tanggal 6 dan 30 Desember 2020. Berdasarkan pernyataan dari juru bicara program vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmidzi, pemerintah tengah melakukan persiapan yang diantaranya termasuk validasi data agar vaksin dapat didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia pada tanggal 7 Januari 2021. Seiring dengan kabar baik ini, bagaimana sesungguhnya vaksin Sinovac ini bekerja? Mari kita simak penjelasannya.
Vaksin Sinovac, atau dikenal dengan sebutan CoronaVac merupakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan swasta di Cina. Meskipun belum dikeluarkan detail lengkap terkait mekanisme kerja vaksin, berikut merupakan rangkuman dari cara kerja vaksin tersebut.
CoronaVac akan “mengajarkan” sistem kekebalan tubuh kita untuk mensintesis antibodi yang digunakan untuk melawan virus COVID-19. Antibodi ini melekat pada protein spike yang melekat pada permukaan virus. Para peneliti menggunakan strain virus dari Cina, Inggris, Itali, Spanyol serta Swiss untuk mengembangkan vaksin ini. Tahap selanjutnya merupakan injeksi virus COVID-19 ke dalam ginjal hewan laboratorium. Untuk menghentikan aktivasi virus, para peneliti menginjeksikan zat kimia bernama beta-propiolactone. Meskipun virus COVID-19 tidak lagi bereplikasi, protein spike tetap bertahan.
Setelah virus telah dinonaktifkan, kini tubuh memberikan respon pertahanan tubuh dengan mensintesis antigen. Antigen ini akan menghancurkan virus dan mengekspresikan bagian kecil dari virus tersebut untuk dideteksi oleh sel T. Sel T ini dapat bereaksi terhadap sel imun lainnya untuk memberikan respon terhadap vaksin. Melalui aktivasi sel T ini akan terjadi aktivasi sel B secara bersamaan. Sel B dapat menghasilkan antibodi yang menarget infeksi virus COVID-19 aktif.
Berbeda dengan vaksin jenis lainnya seperti Moderna dan Pfizer yang menggunakan mRNA, CoronaVac menggunakan keseluruhan virus yang telah dilemahkan. Penggunaan mRNA berarti bahwa sebagian materi genetik COVID-19 akan diinjeksikan ke dalam tubuh yang kemudian akan merangsang pembentukan antibodi. Prof Luo Dahai dari Nanyang Technological University memberikan pernyataan bahwa teknik sintesis vaksin yang dilakukan oleh Sinovac ini telah sukses diaplikasikan untuk penyakit seperti rabies. Kelebihan lain yang dimiliki oleh vaksin Sinovac merupakan suhu penyimpanan yang berada pada rentang 2 – 8 derajat Celcius, memudahkan proses transportasi vaksin bagi negara dengan iklim yang lebih hangat.
Proses penelitian serta pengembangan CoronaVac ini tentu saja tidak terjadi dalam waktu singkat. Dimulai pada bulan Januari 2020, uji klinis fase 1 serta 2 dilakukan pada 743 relawan tanpa ditemukannya efek samping yang tidak diinginkan. Uji klinis fase 3 kemudian dilakukan di Brazil, Indonesia serta Turki pada bulan Juli. Sepanjang bulan Oktober dilakukan uji klinis fase 3 di Brazil dan pada 23 Desember dinyatakan bahwa efisiensi CoronaVac berada pada nilai > 50% diikuti oleh Turki yang menyatakan efisiensi > 91,25%. Pada bulan yang sama juga dinyatakan bahwa Sinovac tengah mempersiapkan sebanyak 300 juta dosis pada akhir 2020 dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar 600 juta dosis pada tahun ini. Apakah kamu sudah mempersiapkan diri untuk menerima vaksinasi? Jangan lupa untuk menyimak juga tata cara serta persyaratan vaksinasi dalam rangkuman berikut.
Kontributor: Addina Shafiyya Ediansjah