Tahukah kamu bahwa sudah ada banyak kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari WNA yang berasal dari India? Bagaimana perkembangan dan fakta yang kita ketahui saat ini?

Dilansir dari CNN, terdapat sebanyak 12 dari 127 WNA yang terinfeksi COVID-19 usai memasuki Indonesia pada hari Rabu, 21 April pekan lalu. Menurut juru bicara vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, 12 WNA dilaporkan tidak memiliki gejala atau berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). Dua belas WNA kini tengah menjalani karantina mandiri di Hotel Hariston, Jakarta Utara. Mengingat fakta bahwa India tengah mengalami tsunami COVID-19, pemerintah tengah melakukan genome sequencing untuk mengetahui apakah virus yang memasuki Indonesia telah mengalami mutasi.

Bagaimana asal mula terjadinya tsunami COVID-19 di India?

Pihak World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa gelombang infeksi COVID-19 di Indonesia terjadi akibat serangkaian faktor perfect storm, yang berarti sekumpulan faktor yang menciptakan keadaan “sempurna” bagi transmisi virus. Kombinasi faktor ini diantaranya merupakan perkumpulan dalam jumlah besar, jumlah vaksinasi rendah serta varian yang lebih ganas dari sebelumnya. 

Juru bicara Tarik Jašarević menambahkan bahwa lonjakan kasus di India tidak semata-mata terjadi karena kehadiran virus yang telah mengalami mutasi. Faktor lainnya, sebagaimana disebutkan oleh Jašarević, adalah tekanan berlebih pada sistem kesehatan di India. Sebagaimana kita ketahui dari berita, masyarakat secara berbondong-bondong memenuhi pintu masuk rumah sakit dengan harapan bahwa anggota keluarga terdekatnya dapat mendapatkan Tindakan medis sesegera mungkin. Nyatanya, hanya sebesar 15% pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, dengan 85% lainnya dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Hal ini tentu menyebabkan kekurangan pada sistem perawatan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh (WHO), terjadi kekhawatiran akan peningkatan kasus COVID-19 yang berasal dari India. Hingga 28 April, varian B.1.617 yang menjadi penyebab tsunami COVID-19 sudah terdeteksi di 17 negara di berbagai belahan dunia. Sebagian besar kasus yang tercantum di dalam database GISAID dilaporkan oleh India, Inggris Raya, Amerika Serikat dan Singapura. 

Apa implikasinya bagi negara Indonesia?

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menyatakan kehawatirannya akan hal ini. Kondisi Indonesia yang serupa dari segi kepadatan penduduk, perilaku serta kebudayaan menjadikan kita berpotensi mengalami hal yang serupa. Potensi terjadinya tsunami COVID-19 di Indonesia dapat dipicu berbagai kondisi, diantaranya:

  1. Strategi pengendalian pandemi COVID-19 oleh pemerintah mengalami kondisi stagnan atau mundur dari ambang batas yang disarankan oleh WHO
  2. Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 5M mulai menurun
  3. Indonesia tengah kedatangan mutasi virus COVID-19 yang terus berkembang dan dilaporkan memiliki tingkat penularan yang tinggi
  4. Euforia vaksinasi yang berakibat pada penurunan penaatan protokol 5M
  5. Kebijakan pemerintah yang dinilai kontraproduktif

Berdasarkan data tahun 2020, lonjakan kasus tertinggi di Indonesia terjadi pada saat dilaksanakan libur panjang. Melalui adanya kebijakan penundaan mudik lebaran di tahun ini, harapannya angka penularan akan berangsur menurun. Dengan semakin berkembangnya teknologi, silaturahmi dapat terjalin secara online meskipun tidak hadir secara fisik. Meskipun berat, mari kita taati peraturan pemerintah untuk menekan laju penularan virus COVID-19 di negeri kita!

Kontributor: Addina Shafiyya Ediansjah

Ada Apa Dengan COVID-19 Asal India?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *