Pada akhir Januari hingga awal Maret 2022 yang lalu, di berbagai belahan dunia, kasus harian konfirmasi positif COVID-19 mengalami peningkatan yang signifikan. Di Indonesia sendiri, kasus harian yang hanya berjumlah ratusan pada Desember 2021 meningkat drastis mencapai lebih dari 55.000 kasus per hari pada akhir Februari 2022. Untungnya, kurva kasus harian COVID-19 kembali melandai. Sebenarnya, apa penyebab lonjakan kasus pada triwulan pertama tahun 2022 tersebut?
- Lebih cepatnya tingkat penularan virus korona varian Omicron
Menurut WHO, sifat dari varian baru virus korona ini menjadi penyebab utama meningkatnya kasus COVID-19 di seluruh dunia. Ditambah lagi, muncul subvarian lain setelah Omicron, seperti subvarian BA.2 yang dijuluki sebagai varian Omicron siluman dan lebih menular dari varian sebelumnya. Meskipun lebih menular, belum ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi subvariant BA.2 menyebabkan tingkat keparahan yang lebih tinggi dibanding varian sebelumnya.
- Maraknya informasi yang kurang tepat terkait varian Omicron
Saat ini, kita hidup di zaman yang serba cepat. Kita bisa mendapatkan informasi apa pun yang kita inginkan hanya dalam waktu singkat. Di sisi lain, tidak sedikit orang yang menerima informasi mentah-mentah. Banyak yang tidak mencari tahu suatu informasi lebih lanjut, bahkan mungkin hanya membaca judul dari suatu artikel atau berita.
Menurut Pimpinan Teknis COVID-19 World Health Organization (WHO), Maria Van Kerkhove, misinformasi dapat memicu peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron. Pasalnya, banyak orang yang menganggap bahwa Omicron merupakan varian terakhir, tidak seberbahaya varian sebelumnya, atau menganggap bahwa pandemi sudah berakhir. Berangkat dari misinformasi tersebut, masyarakat mulai lengah dan melonggarkan protocol kesehatan dalam keseharian mereka
- Longgarnya pembatasan COVID-19 di berbagai negara
Pernahkah kamu membandingkan kondisi pandemi di Indonesia dan di negara lain? Negara A sudah bebas masker, negara C sudah bisa mengadakan acara musik… kapan Indonesia bisa begitu, ya? Nah, pelonggaran, atau bahkan, pencabutan aturan pembatasan infeksi virus korona di tengah masyarakat juga berpengaruh terhadap peningkatan kasus COVID-19. Hal ini memberikan peluang bagi virus korona untuk menyebar.
Alasan peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia: meningkatnya upaya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment)
Selain ketiga alasan di atas, Indonesia memiliki alasan tersendiri di balik melonjakny kasus COVID-19 pada triwulan pertama tahun 2022. Dilansir dari Tribunnews, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. menyampaikan bahwa meningkatnya positivity rate atau jumlah kasus terkonfirmasi positif mingguan pada akhir Januari 2022 lalu menunjukkan kemampuan deteksi Indonesia dalam testing dan tracing. Bahkan, jumlah orang yang dites pada 30 Januari 2022 melebihi angka anjuran WHO. Peningkatan angka testing dan tracing ini merupakan bentuk upaya deteksi dini dalam mencegah penularan dan munculnya klaster sebaran baru.
Meskipun peningkatan 3T merupakan hal yang positif, tidak ada yang baik dari berita bahwa rekan, keluarga, atau bahkan diri kita sendiri terkena penyakit. Untuk itu, meski pandemi disebut-sebut sudah berakhir, meski varian Omicron hanya menyebabkan gejala ringan, mari kita terus mengupayakan pencegahan infeksi virus korona dengan menerapkan protokol kesehatan!
Kontributor: Caroline Aretha M. (CAM)
Referensi: